Analisis usaha menggunakan metode client server
Client-Server
adalah arsitektur jaringan yang memisahkan client (biasanya aplikasi
yang menggunakan GUI) dengan server. Masing-masing client dapat meminta
data atau informasi dari server.
Penggunaan
teknologi informasi sudah menjadi suatu kebutuhan dan permintaan dari
suatu organisasi atau perusahaan. BNI sebagai perusahaan perseroan yang
bergerak pada bidang perbankan mempunyai bidang usaha dalam
berbagai
macam bisnis yang meliputi bisnis korporasi, bisnis konsumer, bisnis
komersial, bisnis tresuri dan international serta bisnis dengan anak
perusahaaannya. Untuk mendukung bisnisnya BNI memberikan layanan berupa
ATM yang tersebar di seluruh Indonesia. Adapun penggunaan arsitektur
pada ATM BNI untuk dapat memberikan kualitas layanan yang ditawarkan.
ATM BNI
menggunakan
arsitektur perangkat lunak client-server model three-tier yang
dikembangkan dari model clientserver dan model fat client. Hal ini
memungkinkan layanan yang berikan seperti sekarang ini menstransfer
uang, membayar tagihan dan lain-lain kepada nasabahnya.
Faktor
teknologi informasi dapat dianggap sebagai suatu tantangan maupun
sebagai suatu peluang karena perkembangan teknologi ini akan membuat
suatu perusahaan yang ada sekarang ini, lebih maju atau menjadi lebih
tertinggal dan kalah bersaing dengan kompetitonya. Sudah menjadi suatu
kebutuhan dan permintaan dari suatu perusahaan yang ada sekarang ini
terhadap penggunaan informasi, dimana merupakan suatu tuntutan bahwa
setiap organisasi atau perusahaan akan mengikuti perkembangan teknologi
yang demikian pesatnya jika tidak ingin kalah atau ketinggalan oleh
pesaingnya. Penggunaan teknologi informasi dan pemmanfaatnya dalam
mengumpulkan dan pengolahan data menjadi informasi yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan akan sangat berperan dalam menentukan
keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dimasa yang akan datang.
BNI
sebagai perusahaan perseroan pada bidang perbankan mempunyai bidang
usaha dalam bisnis yang meliputi bisnis korporasi, bisnis konsumer,
bisnis komersial, bisnis tresuri dan internasional dan bisnis dengan
anak perusahaannya.
BNI
dalam pelayanannya memberikan layanan berupa ATM (Asynchrounous
Transfer Mode) yang tersebar diseluruh Indonesia. Lokasi ATM BNI
tercatat sampai dengan akhir tahun 2004 diseluruh Indonesia ada sebanyak
kurang lebih 1481 lokasi. Lokasi di kota-kota besar maupun kota kecil.
Kualitas layanan yang ditawarkan oleh BNI melalui ATM mereflesikan
kinerja, ketersediaan dan kehandalannya. Kualitas ini dipengaruhi oleh
sejumlah factor seperti alokasi proses ke proses pada sistem, distribusi
sumber daya pada system, jaringan dan perangkat keras sistem dan
kemampuan dapat diadaptasi dari sistem. Arsitektur perangkat lunak
merupakan kerangka kerja fundamental bagi penstrukturan sistem.
Model-model arsitektur yang berbeda seperti model struktural, model
kontrol dan model dekomposisi dapat dikembangkan pada saat perancangan
arsitektural. Adapun penggunaan arsitektur komputer pada ATM BNI untuk
mendeskripsikan bagaimana fungsionalitas aplikasi pada sejumlah komponen
logika dan bagiamana komponen-komponen ini terdistribusi pada prosesor.
Pemilihan arsitektur yang cocok untuk sebuah aplikasi sangat penting
untuk mencapai kualitas layanan yang diinginkan. Teridentifikasinya ATM
suatu perbankan menggunakan arsitektur clientserver model fat-client.
Demikian pula ATM BNI menggunakan arsitektur client-server model
threetier
yang
dikembangkan dari model thin-client dan model fat client. Hal ini yang
memungkinkan layanan yang diberikan seperti ini menstransfer uang,
membayar tagihan dan lain-lain kepada nasabahnya.
1. Arsitektur perangkat lunak
Perancangan
arsitektural pada suatu sistem diperlukan dalam proses perancangan,
model yang digunakan dan persyaratan sistem. Sedangkan arsitektur pada
sistem ATM diperlukan karakteristik sistem termasuk kajian untung dan
rugi penggunaannya. Banyak model dari suatu sistem memungkinkan banyak
pilihan.
2. Pengertian perancangan arsitektural
Sistem-sistem
besar selalu diuraikan menjadi subsistem-subsistem yang memberikan set
layanan yang berhubungan. Proses perancangan awal untuk menidenfikasi
subsistem ini dan menetapkan kerangka kerja untuk kontrol dan
komunikasinya disebut perancangan arsitektural dan ouput Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022 Yogyakarta, 20 Juni 2009 G-100 perancangan ini merupakan deskripsi dari arsitektur perangkat lunak.
3. Proses perancangan arsitektural
Proses
perancangan arsitektural berhubungan dengan penetapan kerangka kerja
struktur dasar untuk suatu sistem. Proses ini melibatkan identifikasi
komponen-komponen utama sistem dan komunikasi antar komponen-komponen
tersebut. Tiga keuntungan perancangan dan dokumentasi arsitektur
perangkat lunak secara eksplisit sebagai berikut :
· Komunikasi stakeholder
Arsitekur
merupakan presentasi tingkat tinggi dari sistem yang dapat digunakan
sebagai faktor perubahan oleh berbagai stakeholder.
· Analisis sistem
Membuat
arsitektur sistem yang eksplisit pada tahap dini pengembangan sistem
mengandung arti bahwa analisis akan dilakukan. Keputusan perancangan
arsitektur memiliki efek yang sangat besar mengenal apakah sistem dapat
memenuhi persyaratan kritis seperti kinerja, keahandalan dan kemampuan
dapat dipelihara.
· Pemakaian ulang berskala besar
Arsitektur
sistem merupakan deskripsi yang kompak dan dapat ditangani. Mengenai
bagaimana sistem diorginisir dan bagimana komponen-komponen saling
mengoperasikan. Arsitektur dapat ditransfer melintas sistem dengan
persyaratan yang sama dan dengan demikian dapat mendukung pemakaian
ulang perangkat lunak berskala besar. Arsitektur jalur produksi dapat
saja berkembang dimana arsitektur yang sama dipakai pada serangkaian
sistem yang berhubungan.
4. Model arsitektural
Output
proses perancangan arsitektural adalah dokumen desain arsitektural.
Dokumen ini terdiri dari sejumlah reprentasi grafis model sistem bersama
dengan teks deskriptif yang berhubungan. Dokumen tersebut harus
mendeskripsikan bagaimana sistem distruktur menjadi subsistem dan
bagaimana setiap subsistem distruktur menjadi modul. Modul-modul grafis
sistem yang berlainan menunjukkan sudut pandang arsitektur yang
berlainan. Model arsitektural yang dikembangkan meliputi:
· Model
struktural statis yang menunjukkan subsistem-subsitem atau
komponen-komponen yang akan dikembangkan sebagai unit-unit yang
terpisah.
· Model
proses dinamis yang menunjukkan bagaiman sistem diorganisir menjadi
prosesproses pada saat run time. Organisasi ini bias berbeda dari model
statis.
· Model interface yang mendefinisikan layanan yang disediakan oleh setiap subsistem melalui interface umum mereka.
· Model hubungan yang menunjukkan hubungan seperti aliran data diantara subsistem-subsitem.
5. Model arsitektur pada sistem ATM
Ada beberapa model arsitektur pada sistem ATM :
· Model arsitektur multiprosesor
Model
sistem ATM yang paling sederhana adalah sistem multiprosesor dimana
sistem terdiri dari sejumlah proses yang dapat berjalan tidak harus pada
beberapa prosesor yang terpisah. Model ini umum pada sistem real time
yang besar. Sistemsitem ini mengumpulkan informasi, membuat keputusan
dengan menggunakan informasi ini, kemudian mengirim sinyal ke aktuator
yang dimodifikasi lingkungan sistem. Secara logika proses yang
berhubungan dengan mengumpulkan informasi, pengambilan keputusan dan
kontrol aktuator dapat berjalan pada suatu prosesor dengan ditangani
penjadual. Pengguna banyak prosesor berguna untuk memperbaiki kinerja
dan fleksibilitas sistem. Distribusi proses ke prosesor dapat ditentukan
sebelumnya. Pendekatan perancangan untuk tipe sistem ini pada dasarnya
adalah pendekatan yang dipakai untuk sistem real time contoh sistem
kontrol lalu lintas.
· Model arsitektur client-server
Client
dan server adalah proses yang berbeda, client menerima layanan dari
server dan tidak dari client lainnya, server dapat bertindak sebagai
client dengan menerima layanan dari server
lain
tetapi tidak meminta layanan dari client, client harus mengetahui
bagaimana menghubungi serverserver ini. Perancangan sistem client-server
harus merefleksikan struktur logika yang sedang dikembangkan.
Model arsitektur client-server mempunyai dua model yaitu :
· Model thin-client
Pada model thin-client semua pemrosesan aplikasi dan manajemen data dilakukan pada Proses Proses Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022 Yogyakarta, 20 Juni 2009 G-101 server. Client bertanggung jawab untuk menjalankan perangkat lunak presentasi.
· Lunak
pada client mengimplimentasikan logika aplikasi dan interaksi dengan
user Model fatclient Pada fat-client, server hanya bertanggung jawab
untuk manajemen data. Perangkat sistem.
6. Model arsitektur objek terdistribusi
Pendekatan
yang lebih umum bagi system terdistribusi adalah menghilangkan
perbedaan antara client dan server dan merancang arsitektur sistem
sebagai arsitektur objek terdistribusi.
Kelebihan model arsitektur objek terdistribusi antara lain :
· Model ini memungkinkan perancang sistem menunda keputusan mengenai dimana dan bagaimana layanan harus disediakan.
· Model ini merupakan arsitektur yang sangat terbuka yang memungkinkan sumber daya baru ditambahkan jika perlu.
· Sistem
ini freksibel dan dapat diskala. Kejadian-kejadian system yang berbeda
layanan yang sama yang disediakan oleh objek yang berbeda atau objek
yang direplikasi dapat dibuat untuk menangani beban system yang berbeda.
Objek yang baru dapat ditambahkan dengan bertambahnya beban sistem,
tanpa mengganggu objek sistem yang lain.
· Rekonfigurasi
system secara dinamis akan memungkinkan dengan objek berimigrasi
melintas jaringan bilaman diperlukan.Kelemahan model arsitektur objek
terdistribusi
Kelemahan
model system terdistribusi ini yang utama adalah arsitektur tersebut
sulit dirancang dibandingkan dengan sistem client-server.
7. Model CORBA (Common Object Request Broker Architecture)
Model
ini untuk implimentasikan arsitektur objek terdistribusi membutuhkan
middleware untuk menangani komunikasi antara objek-objek
terdistribusi.
Pada prinsipnya, objek-objek pada system dapat diimplementasikan dengan
memakai bahasa pemrograman yang berbeda, dapat berjalan pada platform
yang berbeda dan namanya tidak perlu diketahui semua objek lain pada
sistem.
8. Tinjauan umum perusahaan
BNI sebagai perusahaan PERSERO Tbk yang bergerak dalam bidang
perbankan,
mempunyai beragam bidang usaha dalam bisnis. BNI memiliki visi dan misi
sebagai bank yang unggul dalam layanan dan kinerja, Sebagai suatu
organisasi BNI juga memiliki struktur organisasi, Untuk meningkatkan
layanan terhadap nasabahnya, BNI mengikuti perkembangan
teknologi.
9. Deskripsi Usaha pada BNI
Bank BNI mempunyai bidang usaha dalam bisnis yang meliputi :
· Binis Korporasi
Berbekal
pengalaman lebih dari setengah abad mendukung perkembangan sector riil,
bisnis korporasi tetap mampu melakukan ekspansi kredit ditengah iklim
investasi yang belum sepenuhnya pulih dari krisis moneter, meskipun
strategi yang ditetapkan lebih bersifat defensif. Bisnis ini dilakukan
dengan cara pemberian kredit kepada nasabah yang memerlukanya.
· Bisnis Konsumer
Peningkatan
kualitas layanan mendapatkan perioritas tinggi karena bisnis konsumer
memberikan kontribusi laba. Disamping itu bisnis konsumer memiliki
karakteristik yang berbeda dengan bisnis komersial. Aspek kenyamanan,
kemudahan, keramahan, kecepatan layanan dan keamanan senantiasa
diperhitungkan dalam pelayanan nasabah bisnis konsumer. Bisnis ini
dilakukan dengan strategi melakukan ekspansikredit, penambahan outliet
private banking, peningkatan program pemasaran terpadu serta
pengembangan produk dan lainnya.
· Bisnis Kom ersial
Bisnis komersial memiliki empat segmen bisnis yakni usaha menengah, usaha kecil, usaha mikro dan syariah.
· Bisnis Tresuri dan Internasional
Sebagai
salah satu bank termuka di Indonesia, BNI menjalin kepercayaan dan
hubungan kerja yang erat dengan komunitas perbankan Internasional.
Dengan dukungan lebih dari 800 bank koresponden di 55 negara, serta lima
kantor di luar negeri, BNI merupakan salah satu bank dengan jaringan
pelayanan yang paling luas. BNI sebagai bank nasional yang memiliki
beberpa kantor cabang di luar negeri dengan lisensi operasional
perbankan penuh, memiliki pertimbangan bisnis yang matang untuk
pengembangan jasa pelayanan perbankan internasional seluas-luasnya.
· Bisnis Anak Perusahaan
Sinergis
bisnis dalam berbagai bentuk kerjasama, aliansi dan kemitraan merupakan
salah satu kunci penciptaan nilai tambah. Keberadaan anak perusahaan
BNI merupakan kekuatan yang potensial dalam menunjang pertumbuhan maupun
profitabilitas. Terdapat 42 anak perusahaan dan perusahaan nasional,
terdiri dari 28 Bank Perkreditan Nasional dan 13 perusahaan jasa
keuangan yang bergerak antara lain dibidang asuransi, sekuritas dan
modal ventura.
10. Teknologi
Antara
kantor cabang, kantor wilayah dan kantor pusat bank BNI, saat ini
seluruhnya terhubung dengan menggunakan sarana komunikasi canggih
seperti transponder pada satelit palapa B4P. Bank BNI salah satu bank di
Indonesia yang menggunakan jaringan telekomunikasi pribadi guna
menambah keyakinan pada keamanan dan kehandalan dalam beroperasi. Sistem
yang digunakan adalah didasarkan pada teknologi VSAT. Kegunaan sistem
tersebut diantaranya adalah sebagai sarana transaksi kiriman uang,
transaksi SWIFT dan transaksi point to sale. Meningkatnya intensitas
persaingan pada industri perbankan, khususnya disektor riteil. Teknologi
itu dibutuhkan untuk tetap menjadi terbaik kepada seluruh nasabah. Saat
ini bank BNI telah tergabung dalam jaringan VISA dan Master Card dan
melayani telebanking serta sistem pembayaran berbagai tagihan.
11. Penggunaan arsitektur pada ATM
Penggunaan
arsitektur perangkat lunak pada ATM BNI ini diupayakan dapat memenuhi
kualitas pelayanan terhadap nasabahnya. Upaya yang dilakukan disamping
menggunakan arsitektur juga menggunakan perangkat lainnya seperti
jaringan, database terdistribusi, sistem ATM dan lain-lain.
12. Penggunaan Jaringan
Untuk
terhubung antar kantor cabang, kantor wilayah dan kantor pusat bank BNI
menggunakan sarana komunikasi transponder pada satelit palapa B4P. Bank
BNI menggunakan jaringan telekomunikasi pribadi guna menambah keyakinan
pada keamanan dan kehandalan dalam beroperasi.
Sistem
yang digunakan adalah didasarkan pada teknologi VSAT. Kegunaan sistem
tersebut diantaranya adalah sebagai sarana transaksi kiriman uang,
transaksi SWIFT dan transaksi point to sale. Meningkatnya intensitas
persaingan pada industri perbankan BNI menggunakan teknologi perbankan
untuk memberikan layanan terbaik kepada seluruh nasabahnya. Saat ini
bank BNI telah bergabung dalam jaringan VISA dan master card dan
melayani telebanking serta system pembayara berbagai tagihan.
13. Penggunaan database terdistribusi
Untuk
mengerjakan fungsi manajemen data jaringan dan dapat berintegrasi
dengan data base management system maka digunakan NDBMS (Network Data
Base Management System). Sedangkan fungsi NDBMS adalah:
· Menerima permintaan nasabah melalu layanan dalam hal ini ATM.
· Nasabah dapat mengakses layanan yang tersedia pada ATM.
· Memberikan nomor PIN ntuk dapat mengakses layanan ATM.
· Mengatur komunikasi anatara lokasi ATM dengan cabang maupun dengan pusat.
· Menyediakan konversi nilai tukar uang.
14. Sistem ATM BNI
Sistem
ATM BNI sama dengan sistem ATM perbankan lainnya, dimana ATM sebagai
client sedangkan sebagai servernya adalah mainframe yang menjalankan
database account nasabah. Sistem jaringan ATM ini tidak terhubung
langsung ke database nasabah, tetapi terhubung ke monitor
teleprocessing. Monitor teleprocessing merupakan system middleware yang
mengatur komunikasi dengan client jarak jauh(remote) dan menserikan
transaksi client untuk diproses oleh database. Menggunakan transaksi
serial mengandung arti bahwa system dapat pulih dari kesalahan tanpa
merusak data system.
15. Model arsitektur sistem ATM BNI
Didalam
mendistribusikan pemerosesan jika pilih system client-server dengan
model thinclient bermasalah dengan skalabilitas dan kinerja sedangkan
model fat-client bermasalah dengan manajemen sistem. Pada arsitektur ini
presentasi, pemerosesan aplikasi dan manajemen data merupakan proses
yang terpisah secara logika. Pada arsitektur three-tier client-server
terdapat system komputer yang terhubung ke jaringan. Satu komputer
server dapat menjalankan pemrosesan aplikasi dan satu komputer server
yang lainnya digunakan untuk manajemen data aplikasi sebagai server
logika yang terpisah. Pada system ini database nasabah bank biasanya
berada pada komputer mainframe menyediakan layanan manajemen data, web
server menyediakan layanan aplikasi seperti fasilitas untuk menstransfer
uang tunai, memunculkan kalimat-kalimat, membayar tagihan dan lain-lain
sedangkan komputer nasabah dengan bowser internet merupakan client.
16. Kendala pada penggunaan sistem ATM BNI
Penggunaan system ATM pada bank BNI ini terdapat beberapa kendala yang berkaitan dengan:
· Kompleksitas
Banyaknya layanan yang menjadikan suatu arus lalu lintas layanan yang berdampak pada kinerja system. Kinerja system tidak hanya
tergantung
pada kecepatan eksekusi satu prosesor saja, tetapi pada bandwith
jaringan dan kecepatan berbagai prosesor pada jaringan tersebut. Seperti
layanan transfer uang pada ATM BNI antar nasabah dalam satu bank atau
antar bank ini tidak dapat berjalan dalam waktu yang cepat pada
lokasi-lokasi tertentu berkaitan dengan kecepatan berbagai prosesor pada
jaringan tersebut.
· Keamanan
Sistem
ATM BNI ini dapat diakses oleh nasabah dengan diberikannya kartu ATM
sehingga nasabah dapat memanfaatkan layanan yang diberikan BNI lewat
ATM. Untuk memasuki system ATM BNI maka kartu ATM dilengkapi kode
PIN(Personal Identification Number) ayau nomor identifikasi pribadi.
Kode PIN ATM BNI terdapat hanya 4 angka ini memungkinkan mudah tembus
oleh orang tidak bertanggung jawab.
Arsitektur
yang digunakan model three-tierclient-server merupakan gabungan dari
modelthin-client dan model fat-client dapatmemberikan kualitas layanan
dan kinerja yangdiinginkan seperti sekarang ini.